Global Hukum Indonesia, Banyuwangi
- Bertempat di Delta Cafe Reborn Genteng, Senin sore (17/02/2025), Muklis Amirudin yang populer dengan nama julukan Singo Purwoharjo menggelar jumpa pers dalam rangka mempertanyakan SK PBNU tentang penunjukan KH. Masykur Ali sebagai Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Banyuwangi.
Dihadapan beberapa awak media, Singo Purwoharjo, Muklis Amirudin mengatakan, bahwa dirinya selaku putra keturunan NU, yang pernah menjadi pengurus Pagarnusa memang mempertanyakan tentang sosok Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi, karena menurut pemahamannya, seorang Rais Syuriyah itu harus orang alim, dan yang dipertanyakan adalah tingkat kealiman dari sosok beliau KH. Masykur Ali yang pada saat ini ditunjuk sebagai Rais Syuriah PCNU Kabupaten Banyuwangi, karena selama ini banyak yang bilang bahwa beliau kurang alim dalam hal sisi kitab-kitab klasik dibandingkan dengan para alim yang masih muda-muda, seperti Gus Solehudin Nur dari Pon-Pes di Tugung, Gus Lukman Zarkasi dari Pon-Pes Bustanul Makmur Genteng, Gus Rouf dari Pon-Pes Manbaul Ulum Sumberberas Muncar, KH. Ali Makki Zaini mantan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyuwangi, dan bahkan itu sudah banyak yang mengetahui tingkat kealiman beliau dibanding K.H. Masykur Ali, bebernya.
Selanjutnya Singo Purwoharjo, Muklisin mengatakan, selaku putra NU ia sangat-sangatlah kecewa, katena seorang Rais Syuriyah ketuanya para kiyai seharusnya ukuran pertama adalah tingkat kealiman, dimana kealiman beliau sebagai seorang kiyai, sebagai Rais Syuriah harus benar-benar teruji, harus menguasai kitab-kitab klasik.
Menurut Singo Purwoharjo, sebelum SK itu diterbitkan seharusnya PBNU melakukan verifikasi atau uji terlebih dahulu, turun ke Banyuwangi siapakah yang layak sebagai seorang Rais Syuriah, tambahnya.
Kemudian Singo Purwoharjo berkeinginan, suaranya bisa sampai ke PBNU, kenapa?, agar selanjutnya PBNU dalam membuat SK-SK berikutnya tidak serta merta; apa lagi SK penunjukan yang tanpa melakukan klarifikasi, verifikasi.
Selanjutnya ia berharap, untuk oknum pengurusnya menjadi lebih baik, yang jelas baik kinerjanya bagaimana ngopeni umat, karena NU ini adalah organisasi soasial kemasyarakatan yang berorientasi pada agama islam, dan yang dibenahi adalah dunia ekonomi dan dunia pendidikan, dan ia juga ingin personal-personal yang ada di PCNU Banyuwangi bisa menjadi contoh, bisa menjadi teladan bagi masyarakat bagaimana sih berwarga negara yang baik dan berNU yang baik, harapnya.
Kemudian di tempat terpisah, saat ditemui rekanan awak media dikediamannya, K.H. Masykur Ali mengatakan, bahwa tahu-tahu ia ditunjuk dari PBNU dalam masa 1 tahun itu saja, untuk mempersiapkan konfercab PCNU Banyuwangi.
Menurut K.H. Masykur Ali, ini bukan karena kemauannya, dan mungkin ini karena dirinya sebagai warga NU pernah menjadi pengurus cabang NU, lalu tahu-tahu ada penunjukan gitu aja, tuturnya.
Lanjut K.H. Masykur Ali, "Saya ditunjuk jadi Rais Syuriyah ya ndak gembira, ya biasa, karena ini amanat yang berat, ya ndak kesenengen, Saya hanya mengantarkan 1 tahun saja", ungkapnya.
Menanggapi dan menyikapi adanya pihak yang mempertanyakan terkait tingkat keilmuannya sebagai Rais Syuriyah, K.H. Masykur Ali mengatakan, ia tidak berfikir tentang itu, di NU itu orang alim banyak, ya mungkin mereka tahu kalau dirinya itu 15 tahun pernah menjadi pengurus cabang NU, mungkin sana itu tahunya begitu, jelasnya
Sebagai Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi, dengan kodisi fisiknya sudah sepuh saat ini, menurut K.H. Masykur Ali, orang NU itu tidak boleh minta jabatan, tapi kalau sudah diberi amanah laksanakan, pungkasnya. (Mtf)
Social Header